Singkawang. Taman Wisata Rindu Alam adalah taman indah diatas awan. Disebut taman
diatas awan karena lokasinya yang berada di ketinggian 400 m diatas
permukaan laut. Ketinggian ini menyebabkan TWRA mempunyai cuaca yang
relatif lebih dingin dari daerah lain di Kota Singkawang, Kalimantan
Barat dimana TWRA berada.
Cuaca dingin ini masih bisa ditoleransi tanpa harus mengganggu
pengunjung yang ingin datang ke puncak TWRA. Bila perlu siapkan saja
baju hangat, seandainya anda masih merasa, bahwa cuaca disini terlalu
dingin. Namun sebagian besar pengunjung sepertinya tidak terlalu
mempermasalahkan cuaca ini. Bisa terlihat mereka menggunakan pakaian
tanpa tambahan baju hangat.
Akses jalanan menuju puncak TWRA menjadi lebih mudah karena sudah
ditutup dengan aspal. Sehingga perjalanan pengunjung yang ingin naik
keatas akan terasa lebih mulus. Terutama bila dibandingkan beberapa
tahun lalu, dimana jalanan ini masih berupa tanah merah, meskipun sudah
diratakan dan bisa digunakan untuk naik keatas puncak TWRA. Di kedua
sisi jalan bisa terlihat beberapa pohon yang sengaja ditanam.
Pohon ini ada yang dibuat sejajar sehingga nampak lebih rapi.
Seakan-akan pohon ini menyambut datangnya para pengunjung ke TWRA. Namun
sebagian besar pepohonan yang ada di area TWRA tumbuh secara alami.
Jalanan menuju ke puncak TWRA ada yang mempunyai sudut hingga 35
derajat. Jadi sebaiknya memastikan kondisi kendaraan sudah dalam keadaan
yang prima sebelum mencoba untuk naik ke puncak TWRA.
Jika kondisi sedang hujan, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk
datang ke TWRA. Karena jalanan TWRA akan menjadi lebih sulit untuk
dilewati. Bila datang dengan beberapa kendaraan sekaligus, maka pastikan
untuk menjaga jarak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti mobil yang bannya kehilangan traksi terhadap tanah sehingga
membuatnya meluncur mundur kebawah.
Tepat diatas puncak TWRA terdapat sebuah pondok yang dibangun di tepi
tebing. Pondok ini terlihat menggantung dengan satu sisi yang terhubung
ke puncak TWRA, sementara sisi yang lain berada di sisi tebing yang
terjal. Ada beberapa kayu penahan yang membuat pondok tersebut berdiri
dengan baik di tepi tebing. Ada jalanan yang melintas tepat disebelah
pondok di puncak TWRA. Terlihat tanaman hias yang sengaja ditanam di
kedua sisi jalan. Tanaman hias berukuran kecil ini mempunyai daun yang
berwarna merah-keunguan.
Sementara latar belakang yang dihadirkan oleh TWRA didominasi oleh
warna hijau akibat dipenuhi oleh pepohonan. Sebenarnya pondok ini
hanyalah pondok kayu biasa, lengkap dengan atap dua tingkatnya yang bisa
membuat pengunjung yang berada dipondok merasa teduh. Tidak ada yang
luar biasa dari pondok ini, kecuali posisinya yang berada di tepi
tebing. Sehingga mereka yang berada di pondok bisa memperoleh
pemandangan luas tanpa halangan ke atas Kota Singkawang.
Coba saja berdiri diatas pondok di puncak TWRA dan melihat kearah
kesibukan Kota Singkawang di kejauhan. Bisa terlihat perumahan penduduk
yang menyemut bila dilihat dari atas puncak. Lalu pada sisi lain
terdapat daratan berwarna putih. Daratan putih yang terlihat ini adalah
pantai yang ada di Kota Singkawang. Selain itu terlihat warna hijau yang
tersebar disana-sini. Warna hijau ini adalah warna pepohonan yang
tumbuh di Kota Singkawang.
Sementara daratan tinggi menghijau dikejauhan yang menjadi latar
belakang panorama alam Kota Singkawang adalah deretan 3 gunung. Dari
puncak TWRA bisa terlihat kecantikan Kota Singkawang yang sebenarnya.
Dimana pandangan bisa menerawang luas ke berbagai sisi yang tidak
mungkin dilakukan bila berada di daratan yang ketinggiannya lebih
rendah.
Pemandangan ini tidak hanya bisa dinikmati dari atas pondok saja.
Namun setiap bagian puncak TWRA menawarkan pemandangan yang sama. Selain
pemandangan ke arah Kota Singkawang, suasana alam di sekitar TWRA juga
tidak kalah menariknya. Dengan jalan setapak yang bisa dilalui oleh para
pejalan kaki untuk berkeliling area TWRA. Ketika sedang berjalan
melewati jalan setapak, pengunjung bisa menemukan kursi panjang yang
bisa digunakan untuk duduk santai sambil diteduhi oleh rindangnya
pepohonan. Jalan setapak ini semakin menarik karena bentuknya yang
meliuk-liuk naik-turun mengikuti bentuk permukaan tanah di puncak TWRA.
Atraksi pertunjukan keindahan alam di TWRA tidak berhenti sampai
disitu saja. Ketika hari menjelang senja dan matahari mulai turun
mendekati horizon, mendadak suasana langit TWRA menjadi berubah. Dengan
warna matahari yang terlihat semakin menjadi oranye ketika beranjak
perlahan ke horizon disebelah barat TWRA.
Langit yang tadinya membiru, kini menjadi berwarna kuning-keemasaan.
Semakin lama matahari akan semakin tenggelam hingga akhirnya hilang
ditelan oleh horizon. Anehnya bentuk matahari masih terlihat dengan
jelas, meskipun posisinya sudah berada dibawah horizon. Fenomena pada
saat matahari terbenam ini disebut dengan refraksi atmosfir.
Dimana cahaya matahari mengalami distorsi sehingga masih bisa
terlihat, meskipun sebenarnya sudah berada dibalik horizon. Baru setelah
matahari mencapai posisi 6 derajat dibalik horizon terjadilah fenomena
yang sering kita sebut dengan senja. Senja di atas puncak TWRA terlihat
begitu indah dan baru berakhir ketika matahari berada 18 derajat dibalik
horizon. Posisi ini ditandai dengan langit yang berubah menjadi gelap
yang juga menandai telah berakhirnya senja di TWRA.
0 comments:
Post a Comment