AD (728x60)

Monday, November 24, 2014

Taman Wisata Rindu Alam Singkawang

Share & Comment
Singkawang. Taman Wisata Rindu Alam adalah taman indah diatas awan. Disebut taman diatas awan karena lokasinya yang berada di ketinggian 400 m diatas permukaan laut. Ketinggian ini menyebabkan TWRA mempunyai cuaca yang relatif lebih dingin dari daerah lain di Kota Singkawang, Kalimantan Barat dimana TWRA berada.
Cuaca dingin ini masih bisa ditoleransi tanpa harus mengganggu pengunjung yang ingin datang ke puncak TWRA. Bila perlu siapkan saja baju hangat, seandainya anda masih merasa, bahwa cuaca disini terlalu dingin. Namun sebagian besar pengunjung sepertinya tidak terlalu mempermasalahkan cuaca ini. Bisa terlihat mereka menggunakan pakaian tanpa tambahan baju hangat.
Akses jalanan menuju puncak TWRA menjadi lebih mudah karena sudah ditutup dengan aspal. Sehingga perjalanan pengunjung yang ingin naik keatas akan terasa lebih mulus. Terutama bila dibandingkan beberapa tahun lalu, dimana jalanan ini masih berupa tanah merah, meskipun sudah diratakan dan bisa digunakan untuk naik keatas puncak TWRA. Di kedua sisi jalan bisa terlihat beberapa pohon yang sengaja ditanam.
Pohon ini ada yang dibuat sejajar sehingga nampak lebih rapi. Seakan-akan pohon ini menyambut datangnya para pengunjung ke TWRA. Namun sebagian besar pepohonan yang ada di area TWRA tumbuh secara alami. Jalanan menuju ke puncak TWRA ada yang mempunyai sudut hingga 35 derajat. Jadi sebaiknya memastikan kondisi kendaraan sudah dalam keadaan yang prima sebelum mencoba untuk naik ke puncak TWRA.
Jika kondisi sedang hujan, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk datang ke TWRA. Karena jalanan TWRA akan menjadi lebih sulit untuk dilewati. Bila datang dengan beberapa kendaraan sekaligus, maka pastikan untuk menjaga jarak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mobil yang bannya kehilangan traksi terhadap tanah sehingga membuatnya meluncur mundur kebawah.
Tepat diatas puncak TWRA terdapat sebuah pondok yang dibangun di tepi tebing. Pondok ini terlihat menggantung dengan satu sisi yang terhubung ke puncak TWRA, sementara sisi yang lain berada di sisi tebing yang terjal. Ada beberapa kayu penahan yang membuat pondok tersebut berdiri dengan baik di tepi tebing. Ada jalanan yang melintas tepat disebelah pondok di puncak TWRA. Terlihat tanaman hias yang sengaja ditanam di kedua sisi jalan. Tanaman hias berukuran kecil ini mempunyai daun yang berwarna merah-keunguan.
Sementara latar belakang yang dihadirkan oleh TWRA didominasi oleh warna hijau akibat dipenuhi oleh pepohonan. Sebenarnya pondok ini hanyalah pondok kayu biasa, lengkap dengan atap dua tingkatnya yang bisa membuat pengunjung yang berada dipondok merasa teduh. Tidak ada yang luar biasa dari pondok ini, kecuali posisinya yang berada di tepi tebing. Sehingga mereka yang berada di pondok bisa memperoleh pemandangan luas tanpa halangan ke atas Kota Singkawang.
Coba saja berdiri diatas pondok di puncak TWRA dan melihat kearah kesibukan Kota Singkawang di kejauhan. Bisa terlihat perumahan penduduk yang menyemut bila dilihat dari atas puncak. Lalu pada sisi lain terdapat daratan berwarna putih. Daratan putih yang terlihat ini adalah pantai yang ada di Kota Singkawang. Selain itu terlihat warna hijau yang tersebar disana-sini. Warna hijau ini adalah warna pepohonan yang tumbuh di Kota Singkawang.
Sementara daratan tinggi menghijau dikejauhan yang menjadi latar belakang panorama alam Kota Singkawang adalah deretan 3 gunung. Dari puncak TWRA bisa terlihat kecantikan Kota Singkawang yang sebenarnya. Dimana pandangan bisa menerawang luas ke berbagai sisi yang tidak mungkin dilakukan bila berada di daratan yang ketinggiannya lebih rendah.
Pemandangan ini tidak hanya bisa dinikmati dari atas pondok saja. Namun setiap bagian puncak TWRA menawarkan pemandangan yang sama. Selain pemandangan ke arah Kota Singkawang, suasana alam di sekitar TWRA juga tidak kalah menariknya. Dengan jalan setapak yang bisa dilalui oleh para pejalan kaki untuk berkeliling area TWRA. Ketika sedang berjalan melewati jalan setapak, pengunjung bisa menemukan kursi panjang yang bisa digunakan untuk duduk santai sambil diteduhi oleh rindangnya pepohonan. Jalan setapak ini semakin menarik karena bentuknya yang meliuk-liuk naik-turun mengikuti bentuk permukaan tanah di puncak TWRA.
Atraksi pertunjukan keindahan alam di TWRA tidak berhenti sampai disitu saja. Ketika hari menjelang senja dan matahari mulai turun mendekati horizon, mendadak suasana langit TWRA menjadi berubah. Dengan warna matahari yang terlihat semakin menjadi oranye ketika beranjak perlahan ke horizon disebelah barat TWRA.
Langit yang tadinya membiru, kini menjadi berwarna kuning-keemasaan. Semakin lama matahari akan semakin tenggelam hingga akhirnya hilang ditelan oleh horizon. Anehnya bentuk matahari masih terlihat dengan jelas, meskipun posisinya sudah berada dibawah horizon. Fenomena pada saat matahari terbenam ini disebut dengan refraksi atmosfir.
Dimana cahaya matahari mengalami distorsi sehingga masih bisa terlihat, meskipun sebenarnya sudah berada dibalik horizon. Baru setelah matahari mencapai posisi 6 derajat dibalik horizon terjadilah fenomena yang sering kita sebut dengan senja. Senja di atas puncak TWRA terlihat begitu indah dan baru berakhir ketika matahari berada 18 derajat dibalik horizon. Posisi ini ditandai dengan langit yang berubah menjadi gelap yang juga menandai telah berakhirnya senja di TWRA.
Tags: ,

Written by

Kami adalah penyedia Layanan Jasa Tour Travel di Kalimantan Barat.

0 comments:

Post a Comment

 

Popular Content

Recent Posts

Hepi Tour

Sahabat Perjalanan Anda
Copyright © Hepi Tour | Designed by Templateism.com